Rabu, 19 Januari 2011

Bunga Hadiah sang Kekasih


Aku sepatah kata yang diucapkan dan diulang -ulang oleh suara alam.
Aku adalah binatang yang jatuh dari hamparan langit biru diatas permadani hijau.
Akulah sang putri cuaca yang dibawa oleh MusimDingin.

Dilahirkan Musim Semi.
Dibesarkan Musim Panas.
Dan ditidurkan Musim Gugur.

Kala fajar merekah, aku dan angin sepoi bersatu tuk menyambut sang cahaya.
Kala malam menjelang, aku mengikuti kawanan burung meminta ucapan selamat jalan untuk sang cahaya.
Warna - warnaku yang indah menghiasi daratan dan bau wangiku mengharumkan udara.
Saat kupeluk sang tidur, mata malam mengawaasiku dan ketika aku tesadar, aku menatap matahari yang merupakan satu - satunya cahaya hari.
Kuteguk secangkir anggur. Kudengarkan cicitan kawanan burung. Aku menari - nari mengikuti irama rumput yang bergoyang.

Akulah hadiah sang kekasih.
Akulah rangkaian bunga pernikahan.
Akulah memori saat bahagia.

Akulah persembahan terakhir dari orang yang masih hidup kepada yang orang sudah mati.
Akulah bagian dari kesenangan dan bagian dari kesedihan.

Aku menengadah hanya untuk melihat cahaya dan tidak pernah menunduk ruk memandang bayanganku.
Inilah kearifan yang harus dipelajari oleh manusia.

dikutip dari "Nafas Cinta-Kahlil Gibran"

Kamis, 06 Januari 2011

Memahami Ayat Allah yang Ada di Alam

Dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.
Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal. Di banyak ayat dalam Al Qur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal", memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan.
Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebuah biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.
Bagaimana sebutir biji mengetahui cara bentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembuatan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan untuk membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangat penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.
Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius dari pada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?
Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki atau jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah di program sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas.
Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana", maka mereka akan ampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.

sumber : "alhusna"