Seharusnya kita sebagai bangsa yang notabene muslim, harus lebih malu lagi dari meraka. Kebannyakan pemimpin bangsa ini masih kurang rasa malunya. Tidak malu buat karupsi, menipu rakyat dan memperkaya diri sendiri. Alangkah indahnya, bila malu sudah dibudayakan oleh pemimpinnya. Hendak korupsi, malu sehingga tidak jadi dilaksanakan. Hendak menipu rakyat, malu hingga berusaha bekerja sebaik-baiknya.
Mereka yang mau memakan harta korupsi pun, hakikatnya tidak memiliki sifat malu. Dengan baju mewah, kendaraan mewah telah menutup mata hati para koruptor. Andai wajah para koruptor dipampang dimedia masa, tentu keluarganya akan malu. Bila tertaman dalam hati para pemimpin bangsa ini untuk menjaga amanah dengan sifat malu, maka korupsi akan dapat dengan mudah diberantas. Kita melewati berbagai zaman. Dari sekian perputaran waktu itu, hanya sedikit yang lahir dengan jiwa besar. Lebih baik jadi mantan pejabat tetapi terhormat, dari pada menjadi pejabat tapi tak terhormat. Begitulah sikap malu yang kini hilang pada umumnya dari pemimpin kita.
Budaya malu harus kita terus kita perkuat, karena itu adlah benteng terakhir yang mampu mencegah keruntuhan moral bangsa ini. Kondisi masyarakat kita sepertinya sudah banyak bertolak belakang dengan tuntunan agama. Banyak orang yang justru malah merasa bangga saat bisa melakukan perbuatan tidak baik. Dan sebaliknya malah malu untuk berbuat baik. Seharusnya bersyukur dan bangga dapat beramal baik dan malu bila melakukan perbuatan buruk.
Contoh sederhana dari sifat malu adlah berpakaian dengan tujuan untuk menutupi aurat. Bila generasi tak tahu malu dengan alasan 'ekspresi kebebesan' mengumbar aurat dalam berpakaian, adalah bentuk penolakan terhadap fitrahnya sendiri. Dengan dalih mengikuti mode, namun tidak sesuai dengan tuntutan agama adlah melanggar fitrahnya sendiri. Sehingga yang terjadi adalah kerusakan moral dan penyimpangan.
Fenomena kenakaln remaja sudah meningkat, seiring dengan perkembangan zaman. Merosotnya nilai-nilai keimanan dan ketakwaan serta meningkatnya perilaku menyimpang. Kita harus menyelematkan generasi muda dari upaya-upaya yang merusak, yang akhirnya menghancurkan masa depan mereka sendiri.
Ternyata, estafet rasa malu akan berakibat panjang. Bila saat ini kita dapati kemerosotan moral bangsa ini, tidak lain disebabkan dari buah kemerosotan moral generasi sebelumnya. Bila tidak segera diubah, maka kemerosotan itu akan semakin parah. Para pemuda adlah harapan membawa perubahan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. Bila tidak segera diatasi, tunggulah kehancurannya.
Oleh itu, tugas kita bersama untuk mengarahkan kearah kebaikan. Walau perubahan itu kecil namparknya, namun akan sangat berarti bila terus dikerjakan. Walau skala saat ini kecil, insya Allah akan berdampak besar nantinya. Dan langkah pertama dari hal itu adalah membudayakan sifat malu.